Digitalisasi Industri Pertambangan telah menjadi salah satu aspek utama yang menjadi perhatian perusahaan tambang yang ada di Indonesia. Transformasi digital merupakan bagian dari langkah para pelaku tambang untuk menjalankan good mining practice. Penggunaan teknologi digital juga meningkatkan efisiensi dan keberlangsungan usaha.
Dengan adanya digitalisasi pertambangan, terdapat pendekatan baru untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu predictive maintenance. Predictive maintenance adalah suatu metode yang lebih efektif untuk memastikan keandalan yang tinggi dan biaya operasi yang rendah pada alat tambang. Tujuan utama metode ini adalah untuk menentukan waktu yang tepat untuk perbaikan alat (Cao et al, 2021).
Penggunaan konsep Cyber-Physical System serta cloud computing sebagai teknologi pengolahan data yang banyak, diperoleh secara real time, dan kompleksitas algoritma yang tinggi akan berdampak pada penurunan biaya operasi penambangan yang signifikan dan pemanfaatan alat yang lebih efisien.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari digitaliasasi misalnya, dapat dilakukan kontrol terhadap K3L dan operasional (Pitoyo et al, 2019), sistem peringatan dini yang lebih efektif pada pemantauan lereng tambang (Wardani & Munthaha, 2021), mengurangi biaya operasi pernambangan, dan meningkatkan efisiensi alat.